Minggu, 23 November 2014

STKIP Muhammadiyah Bulukumba Lahirkan Kekerabatan dan “Kota Baru”



KEKERABATAN. Suasana kekerabatan sangat terasa dan terlihat nyata di depan mata pada acara wisuda STKIP Muhammadiyah Bulukumba, setidaknya dalam tiga tahun terakhir. Setiap wisudawan diantar oleh keluarga masing-masing, bahkan ada wisudawan yang diantar oleh lebih dari 10 orang keluarganya. (Foto: Asnawin)

Kamis, 20 November 2014

Muhammadiyah Sulsel Siapkan 24 Buku Sejarah



MAJELIS Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel kini tengah mempersiapkan penerbitan 24 buku sejarah berdirinya Muhammadiyah di Sulawesi Selatan terdiri 23 buku sejarah berdirinya Muhammadiyah pada 23 kabupaten dan kota se-Sulsel, serta satu buku sejarah berdirinya Muhammadiyah di Sulawesi Selatan. Peluncuran ke-24 buku tersebut akan dilakukan pada Muktamar Muhammadiyah, di Makassar, Agustus 2015.
- Dr KH Mustari Bosra MA - 
(Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel)

Penulisan Sejarah Muhammadiyah Lewat Penelitian Dokumen



FOTO BERSAMA. Pemateri, panitia, dan sebagian peserta Workshop Penulisan Sejarah dan Profil Muhammadiyah se-Sulsel, foto bersama seusai penutupan, di Kampus Universitas Muhammadiyah Parepare (Umpar), Ahad, 16 November 2014. Workshop yang berlangsung dua hari tersebut diikuti puluhan peserta utusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Sulsel. (Dok. Pribadi)

Rabu, 19 November 2014

Pendekatan Etnografi dalam Penulisan Sejarah Muhammadiyah



KETUA Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Dr KH Alwi Uddin MAg, memberikan sambutan pada pembukaaan "Workshop Penulisan Sejarah dan Profil Muhammadiyah se-Sulawesi Selatan", di Kampus Universitas Muhammadiyah Parepare (Umpar), Sabtu, 15 November 2014. (Foto: Humas Muhammadiyah Sulsel)

Selasa, 18 November 2014

Empat Langkah Penulisan Sejarah Muhammadiyah



BEDAH BUKU. Dari kiri ke kanan, Basri P Mattayang (panelis, penulis buku), Asnawin (moderator, Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PWM Sulsel), KH Abdullah Renre (panelis, sejarawan UIN Alauddin), dan Syarifuddin Yusuf (panelis, Rektor Umpar), pada acara bedah buku "Mentari Bersinar di Gowa", dalam Workshop Penulisan Sejarah dan Profil Muhammadiyah se-Sulsel, di kampus Universitas Muhammadiyah Parepare (Umpar), Sabtu, 15 November 2014. (Foto: Humas Muhammadiyah Sulsel)

Kamis, 13 November 2014

Masjid Tua Katangka dan Makam Raja Gowa



CAGAR BUDAYA. Sebuah papan nama yang sudah cukup tua masih berdiri di area Masjid Tua Al-Hilal Katangka, Gowa. Meskipun papannya sudah cukup tua, tetapi tulisan "Benda Cagar Budaya Makam dan Mesjid Kuno Katangka" masih jelas terbaca. Foto ini diabadikan pada Sabtu, 1 November 2014. (Foto: Asnawin)

Selasa, 11 November 2014

Ternak pun Diberi "KTP" di Bulukumba


Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bulukumba melaksanakan kegiatan Pemberian Bukti Pemilikan dan Pengecapan Ternak Tahun 2014, yang merupakan salah satu upaya untuk menjamin serta melindungi hak kepemilikan ternak masyarakat Bulukumba. Kartu ternak memuat identitas pemilik ternak dan identitas ternak. Pemberian kartu ternak ini tidak dipungut biaya alias gratis. (Foto: Asnawin)

Senin, 03 November 2014

Apindo Akan Evaluasi Penetapan UMP Sulsel




Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Sulawesi Selatan siap mengevaluasi penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) Sulsel, sebesar Rp 2 juta. Apindo menunggu surat keputusan yang dikeluarkan oleh Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, dan akan membahasnya bersama para pengusaha dengan melakukan pengkajian. (ist)

Mengapa Memakai Bahasa Asing?



BAHASA ASING. Hari Jumat, 31 Oktober 2014, saya melintas di kawasan Daya, Makassar (Km-17). Di sisi kiri bersebelahan dengan RSUD Daya, terdapat kompleks pertokoan yang diberi nama Daya Business Center. Saya kaget dan marah. Mengapa nama pertokoannya menggunana bahasa asing? Mengapa tidak menggunakan bahasa Indonesia? Bukankah lebih enak kalau diberi nama "Pusat Bisnis Daya?" (Foto: Asnawin)