Sabtu, 17 Desember 2016

Guyuran Hujan pada Peringatan Korban 40.000 Jiwa di Takalar



DIGUYUR HUJAN. Upacara Peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa, di Lapangan Upacara Kantor Bupati Takalar, Selasa, 13 Desember 2016, yang dipimpin Plt Bupati Takalar Andi Darmawan Bintang, berlangsung dalam keadaan diguyur hujan. (ist)





----
Sabtu, 17 Desember 2016


Guyuran Hujan pada Peringatan Korban 40.000 Jiwa di Takalar



TAKALAR, (PEDOMAN KARYA). Hujan yang mengguyur, tidak menyurutkan semangat  ratusan pejabat dan pegawai lingkup Pemkab Takalar, serta sejumlah undangan dari TNI dan Polri, termasuk puluhan perwakilan pelajar dari berbagai sekolah se-Kabupaten Takalar, untuk tetap berada di Lapangan Upacara Kantor Bupati Takalar, Selasa, 13 Desember 2016, guna mengikuti upacara Peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa.

Upacara Peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa yang dipimpin Pelaksana Tugas Bupati Takalar, Andi Darmawan Bintang, turut dihadiri ketua dan para anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kabupaten Takalar.

Darmawan Bintang dalam sambutannya di tengah guyuran hujan, mengatakan, Upacara Peringatan Hari Korban 40.000 Jiwa merupakan wujud ekspresi akan kecintaan kita terhadap para pejuang dan para syuhada, yang tercatat sebagai korban kekejaman penjajah Belanda yang dipimpin Westerling.

“Peristiwa pembantaian yang dilakukan Westerling di Sulawesi Selatan itulah yang dikenal dengan sebutan Hari Korban 40.000 Jiwa,” papar Darmawan.

Plt Bupati Takalar itu mengatakan, sejarah pahit bagi perjalanan bangsa kita atas kebiadaban dan kebengisan penjajah Belanda yang dipimpin Westerling dengan mencabik-cabik nilai kemanusiaan hingga menghilangkan sedikitnya 40.000 jiwa rakyat tak berdosa, adalah tragedi kemanusiaan paling akbar sepanjang sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Karena itulah, seluruh staf lingkup Pemkab Takalar, serta masyarakat Kabupaten Takalar diajak merenungkan peristiwa sejarah yang terjadi 68 tahun silam itu seraya berikrar untuk memperkuat persatuan dan kesatuan, serta menguatkan tekad melawan setiap bentuk penjajahan.

“Mari kita mengambil hikmah dengan memaknai sejarah kelam pahit itu untuk
bekerja lebih keras lagi demi kemajuan daerah Kabupaten Takalar,” tegas Darmawan. (hs/win)

------
@copyright Majalah PEDOMAN KARYA
http://www.pedomankarya.co.id/2016/12/guyuran-hujan-pada-peringatan-korban.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar